Cagar Budaya

1. Mesjid Raya Kota Binjai

   

Menurut sejarah, Mesjid Raya Binjai ini pertama kali dibangun oleh Sultan Langkat Tuangku Sultan Haji Musa Al Khalid Al- Mahadiah Muazzam Shah (Tengku Ngah) Bin Raja Ahmad yang menjabat priode 1840 - 1893.  Peletakan Batu pertamanya tahun 1887. dimasa Tuanku Sultan Haji Musa Pembangunan Masjid ini belum rampung. dan setelah mangkatnya Tuanku Sultan Haji Musa, Kesultanan diperintah oleh putranya Tuanku Sultan Abdul Aziz Abdul Jalil Rahmat shah (1893-1927). Dan Masjid ini selesai serta diresmikan oleh Tuanku Sultan Abdul Aziz lebih kurang tahun 1894. Pada tahun 1924 renovasi dilakukan untuk merubah kubah yang ada dimasjid. dan sampai sekarang ini kubah tersebut tidak dilakukan renovasi lagi dan pada tahun 1990an renovasi dilakukan terhadap lantai tras masjid begitu pula dengan pembangunan menaranya.

 

2. Stasiun Kereta Api Binjai

  

Stasiun Binjai dahulunya bernama Stasiun Timbang Langkat adalah stasiun kereta api kelas II yang terletak di Jalan Ikan Paus kecamatan Binjai Timur di dekat Terminal Kota Binjai. Stasiun yang terletak pada ketinggian +29,52 m ini termasuk dalam Divisi Regional I Sumatera Utara dan Aceh. Tidak seperti kebanyakan stasiun lain di Sumatera Utara yang sudah berganti arsitektur, Stasiun Binjai masih mempertahankan gaya bangunan kolonial semenjak masa pembangunannya dulu.

 

3. Gedung Pengadilan Agama Binjai

  

Pengadilan Agama Binjai memiliki dua gedung kantor yang terletak di Jalan Sultan Hasanuddin No. 24 Kel. Satria, Kec. Binjai Kota, Kota Binjai-Sumatera Utara. Gedung A merupakan gedung baru yang digunakan sebagai kantor kegiatan administrasi, sedangkan gedung B yang dulunya merupakan gedung Pengadilan Negeri Binjai saat ini digunakan untuk kegiatan persidangan dan ruang Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PSTP) Pengadilan Agama Binjai. Selain itu, di gedung B juga terdapat Museum Rumah Keadilan.

 

4. Kuil Shri Mariamman Binjai

  

Kuil Shri Mariamman Binjai dibangun berarsitektural khusus dan khas. Bangunannya ditopang empat pilar sebagai ciri khasnya, yang tidak pernah ada di Kuil Hindu Tamil lainnya di Sumut. Secara spesifik, Kuil Shri Mariamman Binjai memiliki beberapa bagian, yakni raaja koburam, thoobi, viamaanam, karprakkiraham, arta­mandaba, dan maha mandhabam. Raaja koburam atau thoola linggam merupakan bagian yang paling penting, letaknya di atas pintu utama. Sisi ini dianalogikan sebagai bagian tubuh manusia yakni kepala. Thoobi atau khalsam, letaknya pada puncak (bubungan) di atas vinaanam. Kemudian shanidanem merupakan ruangan yang ada di hadapan vinaanam, di bagian inilah para pendeta berdiri melaksanakan upacara. Berikutnya, mahandabam, sebuah ruangan yang ada di hadapan Shanidanem, digunakan umat yang datang bersembahyang. Lalu, vahanam, yakni wahana dewa, letaknya di hadapan shanidanem. Tiap arca suci utama memiliki wahana masing-masing.Terdapat arca beberapa guru suci di tempat-tempat tertentu, seperti Thirunyanasambadar, Thirunawakarashar, Sundara Moorthy Swamial Manika Wasagar, dan guru-guru suci lainnya. Di samping vigraram utama (arca suci utama) Ut­chava Murthy, diletakkan di suatu bagian kuil Vigraham. Vigraham tersebut biasanya dibuat dari panca logam (campuran 5 macam logam) yang khusus dilakukan setiap tahun untuk upacara-upacara khusus pula (diarak mengelilingi kuil).

 

5. Vihara Setia Budha

  

Dikisahkan Agu, bahwa Suhu Kau Chan datang dari RRC (Tiongkok) merantau ke Indonesia. Saat itu membawa Patung Sing Akong. Tiba di Hindia-Belanda (Indonesia) sekitar tahun 1889. Suhu Kau Chan tidak langsung berlabuh di Kota Binjai. Namun berlayar berlayar dengan kapal, mengitari sejumlah daerah nusantara, berlabuh di Labuhan Deli. Suhu Kau Chan yang membawa visi misi menyebarkan ajarannya, dimulai dari Labuhan, dan berlayar menuju Kota Binjai. Di perhentiannya di Binjai, Suhu Kau Chan mendirikan Vihara Setia Buddha. Di Binjai Vihara ini yang paling tua. Suhu hanya sebagai penyebar agama, tidak ada membawa visi misi apapun," kata Agu. Lanjut Agu, dari sejarah turun temurun, konon, Suhu Kau Chan sengaja mendirikan tempat ibadah yang menghadap ke aliran air. Baik itu aliran air besar atau kecil.